KUALA SIMPANG – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN Provinsi Aceh melaksanakan kegiatan Forum Koordinasi Stunting tingkat Kabupaten Aceh Tamiang yang di laksanakan di Best cafe, Selasa (11/07/2023). Dalam kegiatan tersebut ditekankan bahwa upaya percepatan penurunan stunting , harus satu bendera antar lintas sektor.
Kegiatan yang dilaksanakan secara santai namun serius tersebut di hadiri oleh Plt Kepala Perwakilan BKKBN Aceh Husni Thamrin,SE, MM, Kapokja perencanaan Dini Ramadini.S.Sos dan Kapokja Umum Humas Bahri Asmawi dan tim dari unsur Pemerintahan Daerah hadir Sekda Aceh Tamiang Drs Asra selaku Ketua Tpps Kabupaten Aceh Tamiang, Kepala Dinas Kominfo Bastian, S.Kom, Kepala OPD KB Mix Donal dan Kabid PP dan KB Syarifah Hariani, SKM, M.Kes dan jajaran.
Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Aceh menegaskan bahwa Waktu tinggal satu setengah tahun untuk menurunkan angka Stunting menjadi 14 persen sesuai dengan peraturan presiden nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting dan peraturan BKKBN nomor 12 tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional percepatan penurunan stunting Indonesia tahun 2021-2024 (RAN-PASTI)
“Perpres 72 tahun 2021 menyatukan kita menjadi satu bendera Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk saling bekerjasama, oleh karenanya lintas sektor harus bersatu dalam upaya penurunan stunting di daerah kita ini, “jelasnya
Dijelaskan bahwa kedepan mulai Agustus tahun ini Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menjadi Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023
Kita wajib Perhatikan bumil yang Kekurangan Energi Kronik (KEK) karena ini sangat berpotensi melahirkan anak anak stunting, jadi harus kita lakukan pendampingan dan tidak kalah pentingnya pembentukan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS)
Beliau mencontohkan seperti yang dilaksanakan oleh Pemkot Langsa dengan membagi habis anak stunting kapada seluruh stakeholder baik pemerintah maupun swasta, sehingga seluruh anak stunting mempunyai bapak asuh.
Lebih lanjut Plt menjelaskan pentingnya pemberian protein Nabati berupa ikan, daging dan tltelur serta protein nabati berupa biji bijian dan kacang kacangan sehingga generasi kedepan terbebas dari Stunting.
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Drs.Asra saat membuka kegiatan Forum koordinasi Stunting tersebut menyampaikan sesuai dengan keputusan Bupati nomor 45/53/2023 kabupaten Aceh Tamiang telah membentuk tim percepatan penurunan Stunting kabupaten Aceh Tamiang dimana telah dilakukan 8 aksi integrasi pemetaan untuk mengintervensi penurunan Stunting yaitu dengan menganalisis situasi.
Selanjutnya, merencanakan kegiatan, rembuk Stunting, membuat regulasi melalui perbup, pembinaan KPM, manajemen data, pengukuran dan publikasi serta review kinerja dimana aksi integrasi ini sebagai instrumen dalam bentuk kegiatan yang digunakan untuk meningkatkan intervensi penurunan Stunting dikabupaten Aceh Tamiang.
Adapun lokus Stunting di Aceh Tamiang pada tahun 2021 48 desa dengan prevalensi Stuting 6,23 %, tahun 2023 47 Desa lokus dengan 3,96 % prevalensi dan tahun 2023 meningkat menjadi 60 desa dengan 4,16 prevalensi Stunting,
Pada kesempatan tersebut sekda Aceh Aceh Tamiang Drs Asra juga menyatakan pemerintah Aceh Tamiang siap melaksanakan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan Stunting, memprioritaskan program kegiatan yang mendukung penurunan Stunting terintegrasi serta bekerjasama dengan berbagai stakeholder dalam percepatan penurunan Stunting. (r/mel)