BANDA ACEH -Jumlah kasus HIV dan AIDS di Aceh setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hingga Juni 2023, telah mencapai 2.094 orang yang terinveksi virus mematikan ini. Dari jumlah tersebut, 1.321 penderita terinfeksi HIV, sedangkan 772 lainnya terdiagnosis menderita AIDS.
Dalam rangka peingatan Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap 1 Desember setia tahunnya, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Aceh, mengajak dan mengandeng remaja mencegah penularan dan penanganan HIV /AIDS.
Pada Sabtu, (16/12/2023) di halaman Kantor setempat di Banda Aceh, sekitar ratusan remaja, baik tergabung ke dalam Forum Generasi Berencana (GenRe) Aceh maupun Komunitas Remaja dari Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, berkumpul sejak pukul 7 pagi melakukan berbagai kegiatan. Antaranya senam, Dialog HIV/AIDS, dan pemeriksaan darah.
Turut hadir Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Safrina Salim, Penata KKB Ahli Madya, Kabid P2P Dinkes Kota Banda Aceh, Drg. Supriyadi R, M.Kes, dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RSUZA, dr. Suheir Muzakkir, SpPD.
Mengawali kegiatan, Kaper Safrina Salim, membuka acara. Pada kesempatan tersebut, ia mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya BKKBN mencegah perilaku berisiko dikalangan remaja dan untuk menciptakan remaja Aceh yang berkualitas terbebas dari penularan HIV/AIDS.
“Forum GenRe Aceh selaku salah satu wadah bagi remaja Aceh dalam membantu remaja untuk melewati lima fase perkembangan remaja, merasa perlu mengambil peran dan aksi nyata dalam upaya pencegahan kasus HIV/AIDS dikalangan generesi muda,” kata Safrina.
Oleh karena itu, lanjut Kaper BKKBN Aceh, langkah-langkah preventif dan edukasi diharapkan dapat membantu memutus rantai penyebaran penyakit ini dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat, khusus generasi muda Aceh.
Tindakan Preventif ini, kata Safrina, merupakan langkah Edukasi, Kolaborasi, dan aksi nyata dalam pemberian informasi dan pencegahan HIV/AIDS. Sehingga remaja Aceh diharapkan mampu secara benar dan sadar dalam menerapkan dan mengaplikasikan Triad KRR dan mendiskualifikasikan tiga Insiden (Three Accident), yaitu katakan tidak pada nikah usia muda, katakan tidak pada Sex Pra Nikah, dan katakan Tidak pada Narkoba.
Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Indonesia meningkat di 2023. Secara umum, penularan melalui jalur ibu ke anak menyumbang sebesar 20-45% dari seluruh sumber penularan HIV lainnya seperti melalui sex, jarum suntik dan transfusi darah yang tidak aman. Dampaknya, sebanyak 45% bayi yang lahir dari ibu yang positif HIV akan lahir dengan HIV. Dan sepanjang hidupnya akan menyandang status HIV Positif.
Dari data Dinas Kesehatan Aceh, terungkap sejak 2004 hingga Juni 2023, tercatat 2.094 orang tertular HIV/AIDS. Tertinggi pada 2023 di Kota Banda Aceh dengan 49 kasus, Kota Langsa dengan 23 kasus, dan Kota Lhokseumawe dengan 9 kasus. Sementara tren menunjukkan dominasi kasus HIV/AIDS di kalangan kaum pria.
Kabid P2P Dinkes Kota Banda Aceh, Drg. Supriyadi R, M.Kes, menjelaskan, HIV merupakan retrovirus. Memiliki kemampuan menggunakan RNA dan DNA sel induk untuk membuat virus baru. Selain itu menginfeksi tubuh, memiliki masa inkubasi cukup lama dan menimbulkan gejala AIDS.
“Penularan HIV dapat melalui hubungan seksual, darah atau transplantasi organ dan jaringan. Kemudian dari ibu ke anak,” jelasnya.
Dokter Gigi. Supriyadi, menambahkan terdapat empat populasi kunci yang rentan terinfeksi HIV. Seperti waria, wanita pekerja seks (WPS), laki-laki seks laki-laki (LSL), dan pengguna narkoba suntik.
“Namun hubungan seksual sesama jenis atau LSL, menjadi penular terbanyak HIV di Banda Aceh,” tutur nya.
Ia berharap masyarakat dan remaja harus waspada terhadap siklus penularan HIV. Populasi kunci bila sebelum menikah, sebaiknya dilakukan screening HIV.
Jumlah kasus ODHIV tertinggi di Kota Banda Aceh per Oktober 2023 dengan jumlah total 350 kasus. Pria mendominasi dengan jumlah 88% dan perempuan 12 %. Sementara berdasarkan umur 20-39 tahun sebany 93 kasus, 30-39 tahun sebanyak 91 kasus, 40-49 tahun 30 kasus, 50-59 tahun 13 kasus di atas 60 tahun 1 kasus. Sedangkan usia 15-19 tahun 2 kasus, 5-14 tahun 1 kasus dan 1-4 tahun 2 kasus. Sementara berisiko paling tinggi yaitu lelaki seks lelaki (LSL) sebanyak 181 kasus kemudian heteroseksual 89 kasus.
“Infeksi HIV – AIDS merupakan salah satu penyakit infeksi menular yang angka kesakitan dan kematiannya cukup tinggi di dunia sehingga wajib bagi kita untuk waspada agar tidak tertular,” kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUZA Banda Aceh, dr. Suheir Muzakkir, SpPD.
Ia menjelaskan, virus HIV dapat bereplikasi cukup cepat dan merusak sistem imun atau kekebalan tubuh. Pada saat imunitas menjadi rendah tubuh semua mikroorganisme atau kuman yang masuk dapat menyebabkan penyakit.
“Virus HIV mampu menyerang sistem imunitas tubuh. Termakan makanan yg mengandung bakteri . Masuk bakteri ke dalam saluran pencernaan bisa menyebabkan diare, masuk ke saluran nafas, bisa menyebabkan infeksi saluran nafas dan paru, tertinggal di mulut, bisa menyebabkan sariawan atau jamur di mulut jelasnya lagi.
Ketika ditanya ODHIV yang masuk ke RSUDZA usia berapa? Dokter Suheir menyebutkan, trend usia sekarang ODHIV yang masuk karena gejala rata rata 20 tahunan. Sementara waktu virus masuk sampai menimbulkan gejala bisa 5 – 10 tahun. Artinya penderita tertular diusia belasan tahun yang merupakan usia sekolah. Ia pun mengajak remaja dan komunitas muda di Aceh sebagai duta remaja dan mengajak remaja lainnya untuk hidup lebih sehat , peka terhadap isu kesehatan dan banyak melakukan aktifitas yang produktif .
Ia juga menyampaikan beberapa gejala yang bisa dicurigai dan segera memeriksakan diri antara lain timbulnya keluhan demam hilang timbul yang berkepanjangan, penurunan berat badan tanpa sebab yang yang jelas, serta adanya banyak infeksi di waktu yang sama seperti sariawan,diare, infeksi paru, atau infeksi kelamin. (r/dr)