JAKARTA – Militer Amerika Serikat telah diberikan izin untuk menempatkan pasukan dan beroperasi di pangkalan militer Papua Nugini (PNG). Berdasarkan pakta keamanan terbaru dengan PNG, Amerika Serikat memiliki hak untuk mengerahkan pasukan dan kapal di enam pelabuhan dan bandara utama, termasuk Pangkalan Angkatan Laut Lombrum di Pulau Manus dan fasilitas di ibu kota Port Moresby.
Dilansir oleh AFP, Amerika Serikat diberikan “akses tanpa hambatan” ke lokasi ini untuk “memposisikan peralatan, suplai, dan material”, serta memiliki “penggunaan eksklusif” di beberapa zona. Pakta pertahanan ini membuka kesempatan bagi Amerika Serikat untuk membangun jejak militer baru di PNG, sejalan dengan meningkatnya pengaruh China.
Pangkalan AL Lombrum yang terletak di tepi barat daya Samudra Pasifik sebelumnya telah digunakan oleh pasukan dari Inggris, Jerman, Jepang, Australia, dan Amerika Serikat selama masa lalu.
Akses yang diberikan kepada pasukan Amerika Serikat di Lombrum juga dapat digunakan untuk memperkuat fasilitas Amerika Serikat di Guam, yang dapat menjadi kunci strategis dalam situasi yang melibatkan Taiwan.
Selama Perang Dunia Kedua, pangkalan ini menjadi salah satu pangkalan terbesar Amerika Serikat di Pasifik. Lebih dari 200 kapal, termasuk enam kapal perang dan 20 kapal induk, ditempatkan di pangkalan ini untuk merebut kembali Filipina dari Jepang.
Perdana Menteri PNG, James Marape, meskipun menghadapi berbagai protes dan kritik, mempertahankan kesepakatan dengan Amerika Serikat. Ia menyatakan, “Kami telah membiarkan militer terkikis dalam 48 tahun terakhir. Kedaulatan ditentukan oleh ketangguhan dan kekuatan militer,” katanya.
Papua Nugini, yang kaya akan sumber daya alam dan terletak dekat dengan rute pelayaran utama, saat ini menjadi pusat perhatian diplomatik antara Amerika Serikat dan China. (cnnindonesia.com/jn)