BI Siap Tampung Dana Haji, Beri Cuan Besar untuk Jamaah

Ekonomi, headline104 Dilihat

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) membuka peluang penempatan instrumen investasi syariah berupa Sukuk Valas Bank Indonesia sebagai alternatif pengelolaan dana haji.

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Dicky Kartikoyono, menyatakan bahwa instrumen ini bertujuan menjadikan pengelolaan dana haji lebih inklusif.

“Bank Indonesia telah memperkenalkan Instrumen Investasi Valas Syariah, yang disebut SUVBI, sebagai opsi penempatan dana haji dalam bentuk valuta asing melalui bank-bank syariah,” jelas Dicky dalam The 6th International Hajj Fund Forum ISEF ke-11 di Jakarta Convention Center, Rabu (30/10/2024).

Dicky menekankan bahwa instrumen ini tidak hanya memperkuat stabilitas finansial dalam negeri, tetapi juga membantu mengurangi risiko penempatan dana haji di luar negeri. Hal ini menciptakan dasar yang kokoh untuk pengelolaan portofolio dana haji.

“Selain itu, penting bagi pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa manfaat pengelolaan dana haji dapat dinikmati secara luas, dengan tetap menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaannya,” tambahnya.

Instrumen ini memungkinkan manfaat pengelolaan dana haji tidak hanya dirasakan oleh jamaah melalui kemudahan pelaksanaan ibadah, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kelompok masyarakat lain atau bahkan perekonomian nasional secara umum.

Manfaat ekonomi tersebut muncul karena setiap tahap perjalanan haji berkontribusi langsung terhadap kegiatan ekonomi, mulai dari pembelian tiket, transportasi, akomodasi, hingga tekstil dan suvenir.

Ekosistem ekonomi yang terbentuk dari kegiatan haji mendorong perputaran ekonomi di berbagai sektor dan menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga manfaatnya meluas ke masyarakat. Tahun ini, kuota haji Indonesia tercatat mencapai 241.000 jamaah.

“Ini menjadikan Indonesia sebagai negara pengirim jamaah haji terbesar kedua di dunia. Jumlah ini juga merupakan kuota tertinggi dalam sejarah penyelenggaraan haji di Indonesia,” ujar Dicky.

Peningkatan ini membutuhkan pengelolaan yang lebih efektif guna memastikan sumber daya digunakan secara optimal, biaya terkendali, dan kesehatan finansial operasional terjaga dengan baik.

“Dalam konteks ini, penerapan portofolio investasi yang terdiversifikasi serta strategi mitigasi risiko yang komprehensif sangatlah penting,” tutupnya. ***

 

Sumber: CNBC Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *