YOGYAKARTA – Muhammadiyah menyatakan kesiapannya untuk sesegera mungkin mengirimkan relawan dan tenaga medis berpengalaman di Palestina.
Ditegaskan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti, secara sumber daya manusia, Muhammadiyah sebenarnya sudah sangat siap dengan tenaga-tenaga kemanusiaan yang terlatih itu dan dengan perlengkapan-perlengkapan pelayanan kesehatan.
“Termasuk rumah sakit lapangan yang sebenarnya kita sudah cukup memiliki dan kemudian sekali lagi ini tinggal faktor koordinasi saja,” katanya dalam Konferensi Pers di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Rabu (11/10/2023).
Mu’ti menjelaskan bahwa permasalahan yang dihadapi bukanlah dari aspek sumber daya, melainkan teknis pengiriman karena situasi yang masih genting. Apalagi hampir tidak ada perbatasan negara yang membuka akses masuk bagi bantuan kemanusiaan ke jalur Gaza.
“Untuk teknis pengiriman dari Indonesia ke sana harus menunggu perkembangan lebih lanjut karena situasinya perang, tapi Muhammadiyah sekarang ini relatif memadai dan memiliki jumlah relawan kemanusiaan yang sudah terlatih dan mereka sudah beberapa kesempatan dikirim ke Turki, Rakhine State Rohingnya, dan berbagai negara lain,” jelasnya.
Bantuan kemanusiaan Muhammadiyah terhadap Palestina sendiri, menurutnya juga sudah dilaksanakan cukup lama lewat berbagai program kolaborasi dengan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Palestina.
Selain bantuan kemanusiaan, beasiswa pendidikan tinggi, dan program pemberdayaan, Muhammadiyah diketahui telah membangun sekolah bagi para pengungsi Palestina di Beirut, Lebanon.
Atas musibah yang terjadi, beberapa program pemberdayaan yang ada kata Mu’ti akan dikonversi untuk memperkuat kebutuhan prioritas para penyintas peperangan di Gaza.
“Mungkin sumber daya dan sumber dana yang kita punya akan kita alihkan untuk kepentingan yang lebih immediate atau kepentingan relief terutama untuk membantu mereka yang menjadi korban dari perang ini,” ungkapnya.
Kepada kaum muslimin dan bangsa Indonesia, Abdul Mu’ti tak lupa berpesan agar ikut memperkuat solidaritas terhadap bangsa yang terjajah selama 75 tahun tersebut.
“Selama ini (dukungan) telah dilakukan oleh bangsa Indonesia mendukung perjuangan bangsa Palestina, namun ini sekarang memang perlu untuk diperkuat lagi,” pesannya.
“Mudah-mudahan kami bisa berbuat yang bermanfaat untuk membantu masyarakat sipil yang menjadi korban dari Perang Israel Palestina ini,” pungkas Mu’ti. (*)