GAYA HIDUP – Dr. Qori Haly, SpBP-RE, seorang spesialis bedah plastik rekonstruksi, mengingatkan bahwa menurunkan berat badan tidak bisa dilakukan dengan cara instan, termasuk melalui operasi sedot lemak atau liposuction.
“Liposuction bukan cara instan untuk menurunkan berat badan. Meskipun bisa mengurangi beberapa lapisan lemak, tujuan utamanya bukan untuk mengurangi berat badan,” kata Qori dalam sebuah diskusi daring yang diadakan oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Rabu.
Qori menjelaskan bahwa sedot lemak adalah prosedur pembedahan invasif untuk menghilangkan lapisan lemak di bawah kulit pada area tertentu. Prosedur ini hanya bertujuan untuk membentuk bagian tubuh tertentu (body contouring) dengan menyedot lemak yang sulit dihilangkan melalui cara lain.
“Jadi, jangan salah paham bahwa liposuction adalah cara untuk menurunkan berat badan. Liposuction semata-mata untuk membentuk tubuh atau bagian tubuh tertentu,” jelas Qori, yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi Estetik Jabodetabek.
Qori menyarankan metode konvensional seperti olahraga rutin dan mengatur asupan makanan sebagai langkah yang tepat untuk menurunkan berat badan.
Namun, jika masih ada kelebihan lemak yang sulit dihilangkan meskipun telah berolahraga dan menjaga pola makan, maka sedot lemak bisa menjadi pilihan.
Meskipun terlihat sederhana, operasi sedot lemak memiliki berbagai risiko yang dapat memengaruhi kondisi fisik dan kinerja organ pasien.
Risiko tersebut bisa berasal dari efek pembiusan akibat reaksi antara obat bius dengan obat-obatan lain yang dikonsumsi pasien, serta risiko dari prosedur pembedahan itu sendiri.
Oleh karena itu, Qori mengingatkan pasien untuk jujur mengenai kondisi tubuh dan obat-obatan yang dikonsumsi saat berkonsultasi dengan dokter sebelum operasi.
Selain itu, Qori juga menyebutkan bahwa sedot lemak bisa menimbulkan risiko lain seperti penumpukan cairan, infeksi, kebas, dan alergi lidocaine.
Risiko yang lebih serius meliputi kulit bergelombang, kerusakan jaringan lunak, jarum sedot lemak menembus rongga dan organ tubuh tertentu, emboli lemak, serta gangguan jantung dan ginjal.
“Risiko komplikasi akan semakin meningkat seiring bertambahnya atau meluasnya bidang operasi. Semakin banyak bagian yang ditangani, semakin tinggi risiko komplikasi,” tambah Qori. ***
Sumber: Antaranews.com