JAKARTA – PT PGN Tbk, yang merupakan Subholding Gas Pertamina, terus menjalankan peran pentingnya dalam upaya mengurangi beban subsidi dan impor energi melalui pembangunan jaringan gas rumah tangga (jargas) secara masif.
Langkah ini sejalan dengan target pemerintah dalam mencapai kemandirian energi, sehingga Indonesia dapat semakin mandiri dalam pemenuhan kebutuhan energi dengan memanfaatkan sumber daya dalam negeri.
Di sisi pemerintah, pembangunan jargas berpotensi mengurangi subsidi dan impor energi, menjadikan subsidi energi lebih tepat sasaran, serta memperbaiki devisa negara.
Hal ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat serta menciptakan lapangan kerja selama masa pembangunan jargas. Sementara bagi masyarakat, jargas menyediakan sumber energi yang praktis, aman, dan efisien.
“Jargas dapat membantu mengurangi ketergantungan impor yang selama ini menjadi beban,” ujar Laode Sulaeman, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, pada Jumat (1/11/2024).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I, Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Gunawan Eko Movianto, menyatakan bahwa Kemendagri mendukung pengembangan jargas sebagai upaya swasembada energi.
“Kemendagri mendukung pembangunan jargas sebagai langkah memanfaatkan potensi alam domestik, dengan kolaborasi bersama seluruh pemangku kepentingan secara bertanggung jawab,” tuturnya.
PGN menyambut baik dukungan dari berbagai pihak yang diharapkan akan menjadi pendorong dalam perluasan jargas.
Saat ini, estimasi pengurangan impor LPG melalui jaringan gas yang dikelola PGN mencapai 84.000 ton per tahun, dengan potensi penghematan subsidi hingga Rp468 miliar per tahun untuk setiap satu juta sambungan rumah tangga.
Angka tersebut berpotensi terus meningkat seiring perluasan jargas yang dikerjakan secara bersama-sama oleh para pemangku kepentingan.
“Diperlukan sinkronisasi energi di wilayah jargas dengan bahan bakar substitusi, khususnya LPG bersubsidi, agar program jargas dapat dioptimalkan serta mendorong minat masyarakat,” jelas Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari.
Demi kepentingan nasional, jargas juga berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan menghemat devisa.
“Komitmen membangun jargas penting demi pengelolaan energi yang lebih bijak dan sesuai dengan kepentingan rakyat. Dari sisi geopolitik, ketergantungan terhadap impor energi dapat menjadi risiko ketika situasi di Timur Tengah tidak stabil, karena 50% pasokan migas Indonesia bisa terpengaruh. Jargas menjadi salah satu solusi untuk memperkuat ketahanan energi nasional,” ujar Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute.
Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menambahkan, “Kita harus serius mengurangi subsidi energi. Dengan kondisi global yang tidak menentu, Indonesia tidak bisa terus bergantung pada impor energi. Sekarang adalah saat yang tepat untuk membangun jargas,” tegasnya. (*)
Sumber: CNBC Indonesia