UNI EROPA – Uni Eropa (UE) telah mencabut hak Hungaria untuk menjadi tuan rumah pertemuan para menteri luar negeri dan pertahanan Eropa berikutnya.
Keputusan ini diambil karena sikap Budapest dalam konflik antara Rusia dan Ukraina, di mana Hungaria seringkali menolak memberikan bantuan kepada Kyiv dan mempertahankan hubungan baik dengan Moskow.
Setiap enam bulan, para menteri luar negeri dan pertahanan UE mengadakan pertemuan informal di bawah kepemimpinan dewan yang baru untuk membahas isu-isu global utama yang dihadapi oleh blok tersebut.
Pertemuan berikutnya awalnya dijadwalkan berlangsung pada 28-30 Agustus di Budapest. Namun, Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell mengumumkan bahwa pertemuan tersebut akan dipindahkan ke Brussels.
Borrell menyatakan bahwa sikap Hungaria yang terus mendekati Rusia harus memiliki konsekuensi. Terlebih lagi, Perdana Menteri (PM) Hungaria Viktor Orban baru saja kembali dari pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Saya pikir tepat untuk menunjukkan perasaan ini dan memindahkan pertemuan dewan luar negeri dan pertahanan berikutnya ke Brussels,” ujar Borrell, dilansir dari BBC pada Senin (22/7/2024).
Menyusul keputusan tersebut, Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto menulis di Facebook bahwa UE mengambil langkah yang luar biasa. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai tindakan yang ‘sangat kekanak-kanakan’.
“Sungguh respons luar biasa yang mereka berikan. Saya tidak ingin menyakiti perasaan siapa pun, tapi rasanya seperti berada di taman kanak-kanak,” ujarnya.
Orban dikenal vokal dalam mengkritik langkah UE yang memberikan bantuan kepada Ukraina dan menjatuhkan sanksi kepada Rusia.
Tahun lalu, ia berulang kali menggunakan hak veto Hungaria untuk menunda paket bantuan keuangan non-militer senilai 50 miliar euro (Rp 881 triliun) untuk Kyiv.
Terkait pertemuannya dengan Putin, Orban menggambarkannya sebagai bagian dari ‘misi perdamaian’. Meski begitu, tindakan ini menuai kritik dari beberapa negara UE.
Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebutnya sebagai tindakan yang tidak pantas. Perdana Menteri Finlandia Petteri Orpo mengatakan Orban “tidak mempunyai mandat untuk bernegosiasi atau berdiskusi atas nama UE”.
Selain itu, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menyatakan perjalanan Orban tersebut mengirimkan “sinyal yang salah kepada dunia luar dan merupakan penghinaan terhadap perjuangan kebebasan rakyat Ukraina”. ***
Sumber: CNBC Indonesia