Biden Frustrasi dengan Israel, Adu Mulut dengan Netanyahu

AMERIKA SERIKAT – Presiden AS Joe Biden dilaporkan merasa frustrasi dengan Israel, mengakui bahwa dirinya tidak memiliki kendali atas tindakan militer negara tersebut. Menurut laporan dari Politico pada Rabu (2/10/2024).

Biden dan para pejabat Gedung Putih dilaporkan sering merasa frustrasi terhadap perang Israel di Gaza, terutama akibat tingginya jumlah korban sipil Palestina.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kerap mengabaikan nasihat dari AS, yang menyebabkan percakapan telepon antara Biden dan Netanyahu menjadi semakin panas. Pengaruh Biden terhadap Netanyahu dikatakan berkurang, sementara kemarahannya terus meningkat.

Situasi ini digambarkan sebagai pengakuan bahwa Biden mungkin tidak dapat menghentikan potensi konflik regional di Timur Tengah. Sebagai gantinya, ia mencoba untuk membatasi respons Israel, meskipun tidak dapat sepenuhnya mencegahnya.

Laporan tersebut muncul setelah Israel melancarkan serangan darat di Lebanon selatan, menargetkan Hizbullah untuk menghentikan serangan roket.

Pada Rabu, Iran juga dilaporkan menembakkan hampir 200 rudal ke Israel sebagai tanggapan atas serangan terhadap Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.

Meskipun AS mendukung hak Israel untuk membela diri, Washington meminta negara tersebut untuk menahan diri dalam menanggapi serangan dari Iran, Hamas, dan Hizbullah.

Di sisi lain, Biden menolak tekanan dari kelompok pro-Palestina di dalam negeri untuk menghentikan pasokan senjata ke Israel, meski PBB mengkritik serangan IDF yang dianggap merugikan warga sipil.

Upaya mediasi Washington untuk gencatan senjata antara Israel dan Gaza juga sejauh ini tidak berhasil.

Laporan awal Politico menyebut bahwa AS secara diam-diam mendukung kampanye militer Israel di Lebanon, meskipun secara terbuka menyerukan gencatan senjata.

Namun, dalam laporan terbaru pada Rabu, diklaim bahwa Israel tidak memberi peringatan kepada AS terkait rincian serangan tersebut, yang memicu kemarahan Gedung Putih. ***

 

Sumber : CNBC Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *