ACEH SELATAN – Muhammadiyah tidak melarang kita menyelenggarakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam Kitab Tarjih atau Himpunan Putusan Tarjih dinyatakan bahwa Maulid Nabi tidak dilarang dan juga tidak diwajibkan.
“Itu ijtihadiyah, yang bermakna bahwa warga Muhammadiyah boleh memperingati Maulid Nabi”, ungkap Dr H Taqwaddin, Wakil Ketua PWM Aceh.
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam ceramah agama memperingati Milad Muhammadiyah ke-111 yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Aceh Selatan, yang kegiatannya dipusatkan di Masjid Taqwa Labuhan Haji.
Taqwaddin Dalam ceramahnya itu menyampaikan, milad Muhammadiyah saja kita peringati, masak milad Nabi Muhammad tidak kita semarakkan. Hanya saja perayaan Maulid Nabi jangan sampai menimbulkan kemudharatan yang justru melanggar perintah Allah.
Misalnya, jangan sampai karena kesibukan memeriahkan maulid Nabi mengakibatkan ibu-ibu dan juga bapak-bapak tidak melaksanakan kewajiban shalat.
Ini yang tidak boleh dalam Muhammadiyah. Hukum menunaikan shalat adalah wajib, sedangkan merayakan maulid nabi hukumnya boleh”, tegas Dr Taqwaddin, yang juga Hakim Tinggi Ad Hoc Tindak Pidana Korupsi.
Dalam rangka memperingati hari lahirnya Muhammadiyah ke-111, 18 November 1912, Taqwaddin menguraikan bagaimana sejarah perjuangan Kijai Haji Almad Dahlan dalam melahirkan pergerakan Muhammadiyah hingga menjadi organisasi dengan manajemen terbaik dan memiliki aset terbanyak di dunia.
Aset kekayaan Muhammadiyah pada 2022 antara lain 11.198 Masjid Taqwa / mushalla, 7.651 sekolah, 174 Perguruan Tinggi, 340 Pasantren, 457 rumah sakit, 318 panti asuhan, 54 panti jempol, 82 panti rehabilitasi cacat, tanah wakaf 21 juta meter, yang total nilai aset diperkirakan mencapai 1000-an Trilyun rupiah”, ungkap Taqwaddin.
Dalam ceramah milad dan maulid Nabi, Taqwaddin mewakili Ketua PWM Aceh memberi apresiasi tinggi kepada Ketua PDM Aceh Selatan, Ustadz Ashar yang telah menyelenggarakan acara milad Muhammadiyah dengan sangat baik dan semarak.
“Apresiasi yang tinggi juga saya berikan kepada Pj Bupati Aceh Cut Syalisma. Saya mencatat pernyataan penting bapak Pj Bupati tadi bahwa organisasi tempat kita bertemu dan bersatu, bukan untuk kita bertinju. Pernyataan ini sangat dalam maknanya, dan kiranya ini akan menjadi pedoman bagi PDM Aceh Selatan memanej organisasi yang besar ini. Terima kasih Pak Pj Bupati”. Pungkasnya. (*)